Sejak diluncurkan, XRP telah menjadi salah satu cryptocurrency yang paling diminati dan sering disebut sebagai “mata uang jembatan” yang menghubungkan ekonomi kripto dengan sistem perbankan global. Klaim ini memicu perdebatan antara dua kubu, apakah XRP seharusnya menjadi bagian dari cadangan aset digital nasional atau tidak.
Namun, XRP bukan tanpa kontroversi. Meskipun merupakan cryptocurrency, pendekatannya yang terpusat sering dikritik, terutama oleh pendukung blockchain tradisional. Sementara itu, pendukung XRP meyakini bahwa aset ini dapat berkontribusi dalam pengembangan cadangan aset digital nasional, berlawanan dengan pendapat pendukung Bitcoin.
Kontroversi XRP dan Kritik dari Komunitas Bitcoin
Baru-baru ini, Pierre Rochard, Kepala Riset Riot Platforms, mengkritik XRP secara terbuka melalui unggahan di platform X. Dia menyebut XRP sebagai penghalang bagi pembentukan Strategic Bitcoin Reserve (SBR) dan menuduh Ripple/XRP terlibat dalam pengembangan mata uang digital bank sentral (CBDC).
Selain itu, Rochard juga menuduh Ripple menghabiskan jutaan dolar untuk melobi politisi agar menggagalkan SBR, sebagaimana mereka diduga telah melakukan terhadap industri penambangan Bitcoin di bawah pemerintahan Biden. Serangan ini menimbulkan perdebatan sengit antara komunitas Bitcoin dan XRP.
Di sisi lain, CEO Ripple, Brad Garlinghouse, membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa XRP sedang berkembang, menciptakan lapangan kerja di Amerika Serikat, serta mendapatkan dukungan dari Presiden Trump.
Pertanyaan besar pun muncul: Apakah XRP benar-benar memiliki potensi sebagai mata uang jembatan untuk transaksi lintas batas?
Mengapa Pembayaran Lintas Batas yang Efisien Dibutuhkan?
Sebelum membahas lebih lanjut, penting untuk memahami mengapa efisiensi dalam pembayaran lintas batas sangat dibutuhkan.
Sistem pembayaran internasional tradisional sering dikritik karena lambat, mahal, dan tidak efisien. Proses transaksi internasional dapat memakan waktu beberapa hari, yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis modern yang serba cepat.
Sebagai solusi, XRP menawarkan transaksi yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih efisien dengan teknologi blockchain uniknya.
Keunggulan XRP sebagai Mata Uang Perbankan Global
XRP memiliki berbagai fitur yang menjadikannya kandidat kuat untuk sistem perbankan global. Beberapa keunggulannya meliputi:
- Transaksi Lebih Cepat
XRP dapat memproses transaksi hanya dalam waktu 3-5 detik, jauh lebih cepat dibandingkan metode perbankan tradisional yang bisa memakan waktu berhari-hari. Hal ini dimungkinkan oleh Ripple Protocol Consensus Algorithm (RPCA), yang mampu menangani lebih dari 1.500 transaksi per detik tanpa memerlukan proses mining yang boros energi. - Biaya Transaksi Rendah
Biaya transaksi menggunakan XRP hanya sekitar $0.0002, menjadikannya pilihan menarik bagi institusi keuangan yang ingin menekan biaya operasional. - Manajemen Likuiditas yang Efisien
Dengan menggunakan XRP sebagai mata uang jembatan, bank dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan akan rekening nostro dan vostro, yang biasanya digunakan untuk menyimpan mata uang asing guna memfasilitasi transaksi internasional. Hal ini tidak hanya membebaskan modal tetapi juga mengurangi risiko nilai tukar dan meningkatkan efisiensi pengelolaan likuiditas.
Adopsi di Dunia Nyata dan Kemitraan Strategis
XRP telah menjalin berbagai kemitraan dengan institusi keuangan di seluruh dunia, yang membuktikan manfaatnya dalam skenario dunia nyata. Untuk mendukung kemitraan ini, Ripple mengembangkan RippleNet, jaringan khusus untuk sistem perbankan dan institusi keuangan.
Beberapa bank dan institusi yang telah bermitra dengan Ripple antara lain:
- Bank of America
Sejak 2020, Bank of America telah bekerja sama dengan Ripple untuk memastikan XRP kompatibel dengan standar pembayaran internasional. - PNC Bank
PNC Bank telah bekerja sama dengan Ripple sejak 2016 untuk mempercepat proses pembayaran mereka melalui RippleNet. - Standard Chartered Bank
Bank ini menjalin kemitraan dengan Ripple pada 2016 dan kini memanfaatkan XRP untuk memfasilitasi transaksi ke lebih dari 50 negara.
Selain itu, Ripple juga telah bermitra dengan Cuallix (Meksiko), Santander Bank (AS), dan Siam Commercial Bank (Thailand).
Kesimpulan
XRP berada di persimpangan jalan, di mana ia dikritik karena sifatnya yang dianggap terpusat, namun sekaligus dipuji karena adopsinya dalam dunia nyata. Kontroversi mengenai keterlibatannya dalam pengembangan CBDC terus menjadi perdebatan di komunitas kripto.
Meskipun menghadapi berbagai kritik, tidak dapat disangkal bahwa XRP memiliki keunggulan teknis seperti kecepatan transaksi yang tinggi, biaya rendah, dan efisiensi likuiditas yang menjadikannya opsi menarik untuk pembayaran lintas batas.
Selain itu, dengan adanya kebijakan kripto yang lebih ramah di bawah kepemimpinan Donald Trump, kemungkinan XRP berkembang hingga potensinya yang maksimal semakin terbuka lebar. Hanya waktu yang akan menjawab apakah XRP benar-benar akan menjadi mata uang jembatan untuk sistem perbankan global atau tidak.