Harga Bitcoin masih bertahan kuat di level tinggi, bermain di kisaran $105.000 hingga $110.000. Di tengah pencapaian rekor ini, muncul pertanyaan besar di kalangan investor dan trader: apakah puncak harga BTC sudah tercapai?
Sejumlah indikator teknikal dan data on-chain justru menunjukkan bahwa pasar Bitcoin belum kehabisan tenaga. Sentimen investor yang masih positif dan lonjakan aktivitas di pasar derivatif mengindikasikan bahwa tren kenaikan masih bisa berlanjut.
Berikut tiga indikator penting yang mendukung asumsi bahwa harga Bitcoin masih punya ruang untuk naik lebih tinggi:
1. Sentimen Pasar Masih Optimis, Tapi Belum Overheat
Data dari platform Coinglass menunjukkan bahwa Crypto Fear & Greed Index kini berada di level 68–76. Ini berarti pasar berada dalam zona “greed”, sebuah kondisi yang sering menjadi bahan bakar awal bagi kenaikan besar.
Yang menarik, level ini belum mendekati rekor sebelumnya—yakni 82 pada Maret 2024 dan bahkan masih jauh dari 94 yang sebelumnya tercatat pada Desember 2024.

Dengan kata lain, meskipun investor dan trader Bitcoin sudah mulai optimis, masih ada ruang untuk peningkatan euforia sebelum pasar benar-benar mencapai titik jenuh.
Pergerakan indeks ini juga menunjukkan bahwa sentimen pasar telah pulih sejak Februari hingga April, ketika indeks sempat turun di bawah angka 50. Secara historis, lonjakan pada indeks ini sering kali mendahului bull run.
2. Zona Likuiditas & Indikator MVRV Isyaratkan Target Baru
Data liquidation heatmap dari CoinGlass menunjukkan bahwa ada konsentrasi likuiditas besar di kisaran $111.000 hingga $115.000. Area ini berperan seperti magnet, menarik pergerakan harga Bitcoin ke zona tersebut karena banyaknya order yang menunggu untuk dieksekusi.

Sementara itu, analis Glassnode dalam laporan yang dirilis Rabu lalu menyoroti indikator MVRV (Market Value to Realized Value) sebagai alat ukur valuasi pasar. Berdasarkan data tersebut, Bitcoin saat ini belum masuk ke zona “overvalued” ekstrem.
Artinya, harga Bitcoin masih memiliki ruang untuk naik sebelum menghadapi tekanan jual. Indikator ini sering digunakan untuk mengidentifikasi fase puncak siklus pasar, dan saat ini menunjukkan bahwa potensi kenaikan belum sepenuhnya habis.
“Seiring pasar memasuki fase penemuan harga, level $120.000 muncul sebagai zona penting yang menjadi fokus, di mana tekanan jual diperkirakan akan meningkat di dalam dan sekitar zona tersebut,” jelas tim analis dari Glassnode.

3. Lonjakan di Pasar Derivatif Dorong Narasi Bullish
Salah satu sinyal paling mencolok berasal dari pasar derivatif. Data Open interest di pasar futures Bitcoin melonjak drastis, dari sekitar $50 miliar pada awal April menjadi $78,4 miliar di akhir Mei—kenaikan lebih dari 50% hanya dalam waktu 50 hari.

Tak hanya itu, open interest untuk opsi Bitcoin juga mencetak rekor baru sebesar $46,2 miliar. Menurut Glassnode, lonjakan ini bukan sekadar spekulasi semata, melainkan cerminan dari semakin matangnya strategi para pelaku pasar.
“Perluasan open interest mencerminkan basis investor yang semakin matang yang semakin banyak menggunakan kontrak untuk menjalankan strategi canggih guna menyempurnakan manajemen risiko dan posisi trading mereka,” ungkap Glassnode.

Ketiga indikator tersebut menunjukkan bahwa tren kenaikan BTC belum selesai. Alih-alih terburu-buru mengambil keuntungan, ini bisa menjadi saat yang tepat bagi investor untuk meninjau kembali strategi dan kesiapan menghadapi potensi reli lanjutan.