Ripple telah melakukan langkah penting dengan memulai minting 200 token RLUSD di jaringan Ethereum dan XRP Ledger. Meskipun biaya minting di Ethereum mencapai 0,000187994637375527 ETH atau sekitar $0,49, yang 6.000 kali lebih mahal dibandingkan dengan XRPL, Ripple tetap optimis untuk peluncuran stablecoin ini ke pasar.
Proses minting ini merupakan bagian dari pengujian sistem Ripple sebelum RLUSD diluncurkan secara resmi. Perusahaan ini bekerja sama dengan mitra prioritas untuk memastikan RLUSD siap untuk digunakan oleh jutaan pengguna.
Dampak RLUSD pada Ekosistem XRP
RLUSD, yang pertama kali diumumkan oleh Ripple awal tahun ini, bertujuan untuk menarik miliaran dolar ke ekosistem XRP dan XRPL. CEO Ripple, Brad Garlinghouse, menyatakan bahwa stablecoin ini adalah permintaan nomor satu dari komunitas XRP. Dengan adanya RLUSD, Ripple berharap dapat memperkuat likuiditas yang ada di XRPL dan membantu pertumbuhan ekosistem XRP secara keseluruhan.
Stablecoin telah terbukti menjadi penggerak utama volume transaksi pada blockchain. Contoh terbaiknya adalah TRON, yang telah menjadi salah satu jaringan terkemuka di pasar berkat dukungan stablecoin seperti Tether (USDT). Pada bulan Juni, transfer USDT menyumbang 99% dari semua transaksi yang dilakukan di jaringan TRON.
Meskipun USDT dan USDC mendominasi 90% pasar stablecoin dengan kapitalisasi pasar gabungan sebesar $152 miliar, RLUSD memiliki potensi besar untuk berperan penting dalam ekosistem XRP. Ripple, dengan jangkauan yang lebih luas dibandingkan penerbit stablecoin lainnya, dan dukungan pengguna XRP yang loyal, dapat membantu RLUSD bersaing di pasar yang ketat ini.
Tambahan lagi, kemenangan parsial Ripple dalam kasus hukum melawan SEC memberikan kejelasan regulasi yang bisa menjadi keuntungan besar bagi RLUSD, terutama ketika Tether masih terus diawasi ketat.