Pakistan Lakukan Langkah Mengejutkan Untuk Bergabung Dengan BRICS

palebluesc
palebluesc November 23, 2023
Updated 2023/11/23 at 3:59 PM
Pakistan Lakukan Langkah Mengejutkan Untuk Bergabung Dengan BRICS

Dalam poros strategisnya, Pakistan baru-baru ini mengajukan permohonan resminya untuk bergabung dengan aliansi BRICS, dengan tujuan menjadi bagian dari blok berpengaruh ini pada tahun 2024.

Langkah ini menempatkan Pakistan di antara enam negara, termasuk Arab Saudi, UEA, Argentina, Mesir, Iran, dan Ethiopia, yang diundang untuk bergabung dengan BRICS.

Namun, di tengah perubahan geopolitik ini, tawaran Pakistan sangat menonjol, mengingat ketergantungannya pada dukungan Rusia untuk mempercepat masuknya Pakistan ke dalam aliansi tersebut.

Manuver dan Tantangan Diplomatik Pakistan

Jangkauan diplomatik Pakistan terutama terfokus pada Rusia, mencari bantuannya untuk mempercepat proses keanggotaan.

Upaya ini dipelopori oleh Duta Besar Pakistan untuk Rusia yang baru diangkat, Muhammad Khalid Jamali, yang telah menegaskan aspirasi negara tersebut untuk bergabung di bawah masa jabatan Presiden Putin.
Keinginan Pakistan untuk berintegrasi ke dalam kelompok ini menggarisbawahi keinginannya untuk mendiversifikasi aliansi internasionalnya dan memperkuat hubungan ekonomi dan diplomatiknya di panggung global.

Namun, jalan Pakistan menuju keanggotaan BRICS penuh dengan potensi hambatan, terutama mengingat posisi India yang berpengaruh dalam kelompok tersebut. Sebagai saingan lama, penolakan India terhadap pelantikan Pakistan dapat menimbulkan tantangan yang signifikan.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov telah menyatakan minatnya untuk memperluas “lingkaran teman-teman BRICS”, sementara Tiongkok, salah satu kekuatan besar BRICS, berupaya untuk merekrut “mitra-mitra yang berpikiran sama.”

Teka-teki diplomatik ini menyoroti rumitnya keseimbangan kekuatan dan kepentingan dalam BRICS, di mana ambisi strategis dan aliansi masing-masing anggota memainkan peran penting.

Implikasi Global dan Dinamika Regional

Konteks global dari upaya Pakistan untuk bergabung semakin rumit dengan perkembangan yang terjadi di Argentina.

Kemenangan politik populis sayap kanan Javier Milei di Argentina dalam pemilu baru-baru ini telah menimbulkan unsur ketidakpastian dalam narasi ekspansi BRICS.

Milei, yang didorong oleh gelombang sentimen anti kemapanan, telah menjanjikan reformasi ekonomi yang besar, termasuk penolakan keanggotaan demi memperkuat hubungan dengan dolar AS.

Sikap tegasnya terhadap BRICS, ditambah dengan rencananya untuk mengganti mata uang lokal Argentina dengan dolar AS, menandakan potensi pergeseran aliansi ekonomi global.

Kritik Milei terhadap BRICS, terutama pernyataannya terhadap Tiongkok dan Rusia, dan ketidaksetujuannya terhadap BRICS yang melantik Iran, mencerminkan pertimbangan geopolitik kompleks yang harus dihadapi oleh anggota baru dan calon anggota BRICS.

Skenario ini menggarisbawahi sifat aliansi internasional yang terus berkembang, dimana kepentingan ekonomi, ideologi politik, dan persaingan historis saling terkait.

Upaya Pakistan untuk bergabung menandai momen penting dalam kebijakan luar negerinya, yang mencerminkan pergeseran strategis menuju diversifikasi ekonomi dan diplomatik yang lebih besar.

Namun, perjalanan menuju keanggotaan BRICS tidaklah mudah, karena persaingan regional dan dinamika politik global memainkan peran yang sangat penting.

Seiring dengan terus berkembangnya BRICS sebagai pemain kunci dalam lanskap ekonomi global, keputusan yang diambil oleh negara-negara seperti Pakistan dan Argentina tidak hanya akan menentukan masa depan mereka sendiri namun juga mempunyai implikasi yang luas terhadap tatanan ekonomi global.
Terungkapnya peristiwa-peristiwa ini tidak diragukan lagi akan menjadi topik yang menarik dan dianalisis di kancah internasional.

 

Sedang Banyak Dibaca – Binance Exchange di Ambang Kebangkrutan? Volume Perdagangan Turun Besar

Share this Article