Dalam sepekan terakhir, harga BTC sempat melonjak dari $81.000 ke $87.000, sebelum akhirnya kembali melemah ke level $81.000.
Kondisi ini menimbulkan spekulasi di kalangan investor dan analis: apakah ini hanya koreksi sementara, atau tanda awal pergeseran tren menuju bearish?
Struktur Bullish Mulai Goyah
Menurut analisis harga BTC yang diungkapkan oleh analis kripto terkenal, RLinda, Bitcoin telah berupaya bangkit dalam dua pekan terakhir tetapi tetap gagal menembus resistance level penting.
“Sentimen bearish kini menguasai pasar. Harga Bitcoin sedang mengalami pelemahan dalam struktur bullish lokal dan bersiap menuju penurunan yang lebih dalam,” tulisnya di kanal Telegram, Sabtu (29/03/2025).

Beberapa faktor eksternal turut mempengaruhi kegagalan BTC mempertahankan kenaikan dan mencetak ATH baru, termasuk pelemahan indeks S&P 500, kenaikan inflasi, berkurangnya daya beli masyarakat, serta kebijakan tarif baru di AS.
Secara teknikal, harga BTC telah terjebak dalam pola konsolidasi selama dua minggu terakhir. Jika harga menembus support level utama, kemungkinan besar akan terjadi koreksi lebih dalam hingga di bawah $80.000.
Harga BTC di Ambang Koreksi?
Sejalan dengan pendapat RLinda tentang struktur tren bullish yang mulai runtuh, analis kripto Benjamin Cowen juga mengungkapkan analisis harga BTC serupa, dengan menyoroti kemunculan pola death cross.
Pola ini biasanya terjadi ketika rata-rata pergerakan 50 hari (MA50) turun di bawah rata-rata pergerakan 200 hari (MA200), yang sering kali menjadi sinyal awal dari potensi koreksi lebih lanjut.
Cowen menjelaskan bahwa sebelum pola death cross terbentuk, biasanya akan terjadi aksi jual besar yang bisa mempercepat pelemahan harga Bitcoin dalam waktu dekat.
“Sering kali ada aksi jual menjelang death cross, seperti yang pernah kita lihat sebelumnya. Jika pola ini kembali terjadi, pasar bisa mengalami momen yang cukup menegangkan,” ujarnya di YouTube, Jumat (28/03/2025).
Data On-Chain Isyaratkan Tren Bearish
Selain faktor teknikal, data on-chain juga mengindikasikan tekanan bearish di pasar. Menurut data CryptoQuant, whales mulai mengurangi eksposur terhadap aset berisiko, tercermin dari menurunnya perpindahan Bticoin dari bursa spot ke derivatif.

Ini menunjukkan bahwa mereka enggan mengambil posisi dengan leverage tinggi, yang berpotensi besar meningkatkan tekanan jual dan menyeret harga BTC ke level yang lebih rendah.
Di sisi lain, Capriole Bitcoin Macro Index, salah satu indikator penting dalam menganalisis pergerakan pasar, juga mencatat tren lower highs sejak akhir 2023, yang dapat menjadi sinyal bearish divergence serta indikasi melemahnya tren naik.

Meskipun tanda-tanda pelemahan mulai terlihat, terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa tren bullish telah berakhir. Pergerakan harga Bitcoin dalam beberapa pekan kedepan akan menjadi faktor kunci dalam menentukan arah pasar.
Investor dan trader disarankan untuk tetap waspada terhadap volatilitas pasar serta terus memantau indikator teknikal dan faktor makro yang mungkin mempengaruhi pergerakan harga BTC.