Harga Bitcoin Anjlok di Bawah $75.000 Akibat Ketegangan Perdagangan Global

dea
dea April 9, 2025
Updated 2025/04/09 at 5:07 AM

Bitcoin Turun Tajam: Apa yang Terjadi?

Harga Bitcoin anjlok drastis pada 9 April 2025 dan menembus batas psikologis $75.000. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran ekonomi global yang meningkat.

Pemicunya adalah langkah pemerintah AS yang memberlakukan tarif impor sebesar 104% terhadap produk dari China. Kebijakan tersebut langsung meningkatkan ketegangan perdagangan antara dua negara ekonomi terbesar dunia.

Pasar Bereaksi Cepat dan Keras

Akibat keputusan tersebut, investor merespons dengan cepat. Terjadi aksi jual besar-besaran di pasar kripto dan saham, yang menyebabkan nilai pasar menyusut signifikan.

Dalam satu hari perdagangan, harga Bitcoin turun hingga 6%. Reaksi ini menunjukkan betapa sensitifnya aset digital terhadap gejolak makroekonomi.

Analis: Tidak Ada Katalis Positif

Menurut analis GSR, Carlos Guzman, tidak ada katalis positif dalam waktu dekat yang bisa mendukung pergerakan kripto. Ia menyebutkan:

“Tidak ada katalis positif untuk kripto yang bisa menjelaskan pemisahan dari situasi makro yang suram.”

Dengan tidak adanya harapan jangka pendek, minat investor terhadap Bitcoin pun ikut menurun.

Kerugian Besar di Pasar Kripto

Penurunan ini tidak hanya terjadi pada Bitcoin. Altcoin dan saham-saham perusahaan kripto juga ikut terdampak. Bahkan, hampir $400 juta posisi leverage dilikuidasi dalam waktu singkat.

Selain itu, kapitalisasi pasar kripto global turun sebesar $246 miliar. Hal ini menunjukkan dampak sistemik dari kebijakan ekonomi terhadap seluruh sektor aset digital.

Dampak Global: Saham dan Indeks Ikut Turun

Dampak dari ketegangan dagang ini juga meluas ke pasar saham global. Indeks Nikkei 225 di Jepang dan S&P 500 di AS sama-sama mencatatkan penurunan yang mencolok.

Ini menandakan bahwa sentimen negatif tersebar luas, tidak hanya terbatas pada aset digital.

Pola Historis: Bukan Kali Pertama

Jika melihat ke belakang, Bitcoin memang sering bereaksi terhadap krisis global. Contohnya, perang dagang tahun 2018 dan krisis pandemi 2020 juga membuat harga Bitcoin fluktuatif.

Analis Maksym Sakharov mengatakan bahwa tekanan ekonomi seperti perang dagang dan ketakutan inflasi akan terus menjadi tantangan untuk pasar kripto.

Kesimpulan: Volatilitas Akan Berlanjut

Dengan situasi ekonomi global yang masih belum stabil, volatilitas Bitcoin kemungkinan besar akan berlanjut. Kebijakan pemerintah dan sentimen investor akan menjadi faktor utama dalam menentukan arah pasar ke depan.

Share this Article