Seiring dengan perkembangan pesat teknologi dan semakin meluasnya penggunaan kripto di seluruh dunia, beberapa negara kini mulai memperkenalkan integrasi aset digital dalam layanan keuangan sehari-hari.
Filipina, sebagai salah satu negara dengan adopsi crypto yang cukup tinggi, baru-baru ini menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang merasakan manfaat dari fitur top up aset kripto di aplikasi Grab.
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengisi saldo dompet digital GrabPay mereka dengan menggunakan Bitcoin, Ethereum, serta stablecoin. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Apakah kita akan segera melihat fitur serupa hadir di tanah air?
Grab Luncurkan Fitur Deposit Kripto di Filipina
Grab, sebagai salah satu aplikasi super di Asia Tenggara, resmi meluncurkan fitur top up kripto di Filipina pada Senin (28/7/2025). Fitur ini dapat digunakan oleh pengguna GrabPay di Filipina untuk mengisi saldo mereka menggunakan berbagai aset digital.
Mereka telah menjalin kemitraan dengan Triple-A, penyedia pembayaran global, dan PDAX, bursa aset digital lokal Filipina, Grab memungkinkan transaksi yang cepat, aman, dan transparan.
“Integrasi crypto sebagai opsi pembayaran tunai untuk GrabPay mencerminkan komitmen kami untuk memajukan inklusi keuangan di Filipina,” ujar CJ Lacsican, Wakil Presiden untuk Wilayah Perkotaan dan Kepala Grab Financial Group di Filipina.
Lacsican menambahkan bahwa langkah ini bertujuan memberdayakan masyarakat Filipina, terutama mereka yang memiliki akses terbatas ke perbankan tradisional atau lebih memilih kemudahan transaksi digital.
Sistem top up aset kripto ini memungkinkan pengguna untuk mengisi saldo GrabPay mereka secara real-time. Pengguna hanya perlu memilih jenis mata uang kripto dan jaringan, menentukan jumlah dalam peso, dan mengirimkan aset digital.
Potensi di Filipina dan Tantangan di Indonesia
Fitur ini juga menegaskan posisi Filipina sebagai salah satu pasar crypto paling aktif di dunia. CEO PDAX, Nichel Gaba, menyoroti bahwa tingginya tingkat penggunaan mata uang kripto di Filipina menjadi dasar kuat bagi pengembangan layanan ini.
“Filipina memiliki salah satu basis pengguna aset digital terbesar di dunia. Melalui kemitraan ini, kami sangat senang dapat menawarkan solusi yang mudah diakses, yang akan mendukung komunitas crypto yang ada serta mendorong adopsi kripto yang lebih luas,” jelas Gaba.
Meskipun pasar kripto Indonesia berkembang pesat, adopsi aset digital masih terkendala regulasi. Bank Indonesia melarang penggunaan crypto sebagai alat pembayaran sah, dengan rupiah sebagai satu-satunya mata uang yang diakui.
Panama City Siap Adopsi Bitcoin, Transformasi Digital Dimulai
Di tengah perkembangan pesat di Filipina, masyarakat Indonesia tentu berharap fitur serupa dapat segera hadir di sini. Namun, keberadaannya masih bergantung pada kemajuan regulasi dan kesiapan pihak berwenang untuk mengakomodasi penggunaan kripto secara lebih luas.
