Dalam beberapa bulan terakhir, harga Ethereum mengalami tekanan yang cukup besar. Dari sebelumnya bertengger di kisaran $2.000, kini merosot hingga sekitar $1.800.
Padahal, Pectra Upgrade yang dijadwalkan meluncur pada Mei mendatang seharusnya menjadi katalis positif. Namun, kenyataan di pasar tampaknya tidak sejalan dengan ekspektasi.
Lantas, ke arah mana ETH akan bergerak selanjutnya? Apakah sentimen Ethereum bullish atau justru bearish? Tiga faktor berikut ini bisa menjadi indikator utama yang menentukan arahnya.
1. Whale Ethereum Diam-Diam Mundur
Menurut data terbaru yang diungkapkan oleh Ali Martinez, terjadi penurunan yang cukup signifikan dalam transaksi besar sejak Februari, yakni lebih dari 50 persen.
“Sejak 25 Februari, jumlah transaksi besar Ethereum telah turun sebesar 63,8 persen, menandakan penurunan aktivitas whale di jaringan tersebut,” jelasnya di X, Rabu (2/4/2025).

Penurunan ini menjadi salah satu hambatan utama bagi kenaikan harga Ethereum. Bahkan, dalam tweet terpisah, ia menunjukkan bahwa whale telah menjual lebih dari 760.000 ETH dalam beberapa minggu terakhir.
Sentimen negatif dari para whale biasanya berpengaruh besar pada pergerakan harga dan mendorong pasar untuk memasuki fase bearish.
2. Pasokan ETH di Bursa Anjlok
Salah satu indikator penting yang menentukan apakah Ethereum bullish atau bearish adalah jumlah cadangan ETH di bursa. Menurut CryptoGoos, analis on-chain terkemuka, pasokan ETH di bursa terus menyusut, menandakan tren akumulasi yang semakin kuat.
Saat ini, jumlah ETH yang tersimpan di bursa telah turun menjadi 18,2 juta—level terendah sejak awal 2022. Penurunan ini mencerminkan ketidakseimbangan antara supply dan demand, yang berpotensi mendorong tekanan beli lebih lanjut.
“ETH tidak cukup untuk semua orang. Harga Ethereum akan segera melesat. Supply shock saat ini sedang terjadi,” tuturnya di X, Senin (30/3/2025).

Turunnya cadangan ETH di bursa menunjukkan bahwa semakin banyak investor dan trader yang tampaknya lebih memilih menyimpannya di dompet pribadi, mengurangi potensi tekanan jual dan membuka peluang bagi kenaikan harga Ethereum.
3. Minat Institusi Melemah, Sinyal Bearish?
Meskipun penurunan pasokan di bursa menunjukkan tanda-tanda bullish, sentimen institusional terhadap ETH justru mengarah ke arah sebaliknya. Dalam beberapa pekan terakhir, arus dana ke produk Ethereum ETF mengalami tren negatif.
Berdasarkan data dari platform SoSoValue, sejak Maret aliran dana keluar terus meningkat, dengan puncaknya terjadi pada 2 April, ketika tercatat penarikan sebesar $51 juta. Melemahnya minat investor institusional ini bisa menjadi sinyal negatif bagi pergerakan harga Ethereum.

Ketika partisipasi institusi terus menurun, tekanan beli pun melemah, yang berpotensi besar untuk memperlambat kenaikan harga ETH dalam jangka pendek.
Arah pergerakan ETH dalam waktu dekat masih bergantung pada dinamika pasar yang terus berkembang. Meskipun ada tanda-tanda Ethereum bullish, seperti penurunan pasokan di bursa, melemahnya minat institusional dan whale bisa menjadi hambatan.
Satu-satunya harapan saat ini adalah menunggu hingga Pectra Upgrade berhasil diimplementasikan. Jika sukses, peningkatan ini berpotensi membawa dampak positif, mengubah sentimen pasar secara keseluruhan.