Bitcoin mining difficulty kembali mencatat penurunan setelah sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa. Pada 11 Desember, jaringan Bitcoin menyesuaikan tingkat kesulitan penambangan turun sebesar 0,74%, sehingga berada di level 148,2 T. Penurunan ini menjadi yang ketiga berturut-turut sejak rekor 155,97 T yang tercapai pada akhir November lalu.
Meski demikian, setiap koreksi yang terjadi semakin kecil. Para analis menilai kondisi ini sebagai sinyal bahwa jaringan Bitcoin mulai memasuki fase stabilisasi setelah mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Bahkan, proyeksi terbaru menunjukkan kemungkinan rebound ringan pada tingkat kesulitan di siklus penyesuaian berikutnya.
Hashrate Bitcoin Tetap Mendekati Rekor, Tekanan Profit Meningkat
Data dari Glassnode mengungkapkan bahwa hashrate global Bitcoin masih berada di level tinggi. Rata-rata pergerakan tujuh hari tercatat mendekati 1,1 ZH/s, menandakan keamanan jaringan tetap kuat meskipun persaingan antar penambang semakin ketat.
Tren ini bahkan mengarah kembali ke area puncak sebelumnya di sekitar 1,15 ZH/s, yang terakhir terlihat pada pertengahan Oktober. Hal ini menunjukkan bahwa para miner masih terus menambah kapasitas, walaupun margin keuntungan semakin menipis.
Tekanan profit menjadi tantangan utama. Pada 21 November, harga Bitcoin sempat turun di bawah $83.000, menyebabkan hashprice anjlok ke kisaran $34 per PH/s per hari, level terendah sepanjang tahun ini.
Walaupun harga Bitcoin kembali pulih dan menembus $90.000, pendapatan penambangan belum mengalami peningkatan signifikan. Hashprice masih kesulitan menembus angka $40 per PH/s per hari, kondisi yang sangat memberatkan bagi miner dengan biaya listrik tinggi.
Solo Miner Curi Perhatian, Raih Reward Rp4,5 Miliar
Di tengah tekanan tersebut, sebuah peristiwa langka terjadi di jaringan Bitcoin. Seorang solo miner berhasil menambang block #927.474 dan mengamankan total reward sebesar 3,133 BTC, atau setara $284.661 (sekitar Rp4,5 miliar).
Reward tersebut termasuk 0,008 BTC dari biaya transaksi. Administrator CKPool, Con Kolivas, menjelaskan bahwa solo miner ini hanya mengoperasikan daya komputasi sekitar 270 TH/s. Peluang keberhasilannya diperkirakan hanya 1 banding 30.000 per hari.
Pencapaian ini menjadi blok ke-311 yang berhasil ditambang oleh partisipan individu melalui CKPool. Platform ini memungkinkan solo miner mendapatkan 100% reward blok, dengan biaya layanan sebesar 2%.
Kesimpulan
Penurunan bertahap pada Bitcoin mining difficulty menunjukkan proses penyesuaian alami jaringan setelah fase ekspansi agresif. Meskipun hashrate masih tinggi dan profitabilitas tertekan, jaringan tetap solid. Kisah sukses solo miner ini menjadi pengingat bahwa peluang tetap ada, bahkan di tengah persaingan dan tantangan industri mining Bitcoin saat ini.
Jika kamu ingin, aku juga bisa:
-
Merangkum artikel ini jadi caption Instagram
-
Menyesuaikan gaya untuk portal berita kripto
-
Mengoptimalkan ulang untuk SEO news atau evergreen content 2025