Pada tahun 2022, kejatuhan entitas kripto terpusat, terutama FTX dan Alameda Research, menghidupkan kembali narasi self-custody. Data on-chain, seperti saldo pertukaran Ethereum (ETH) yang turun ke level terendah dalam lima tahun, mendukung hal ini.
Teori yang berlaku adalah bahwa layanan terdesentralisasi akan jauh lebih unggul dibandingkan dengan penyedia terpusat dalam lonjakan pasar berikutnya, dan analis meyakini bahwa platform perdagangan revolusioner baru, Tradecurve (TCRV), berpotensi menggantikan Coinbase dalam dua belas bulan mendatang. Selain itu, Tether (USDT) telah melakukan pembelian Bitcoin (BTC) secara agresif untuk bersaing dengan MicroStrategy.
Tradecurve (TCRV) Memperkenalkan On-Chain Trading Generasi Terbaru
Tradecurve, yang saat ini berada dalam fase presale, telah menarik perhatian investor dan analis di seluruh industri ini, bahkan banyak yang membandingkan kehebohan seputar proyek ini dengan ICO Binance pada tahun 2017. Tradecurve memberikan akses yang transparan dan demokratis ke pasar.
Protokol ini dilengkapi dengan sistem perdagangan kecerdasan buatan (AI), Academy Metaverse, trading competition, dan fitur sosial seperti copy trading. Fitur-fitur ini hanya tersedia bagi pemegang $TCRV, menjelaskan prediksi harga dari para analis yang mengharapkan kenaikan token sebesar 5.000% sebelum tahap presale berakhir.
Tradecurve memberikan harga on-chain yang transparan, leverage tinggi (500:1), dan eksekusi cepat, memastikan para trader dapat memenuhi keinginan mereka pada tingkat yang diinginkan. Namun, komitmennya terhadap pendidikan dan peningkatan profitabilitas trader membuat Tradecurve melampaui definisi standar dari sebuah platform perdagangan dan bertransisi menjadi pusat perdagangan global.
Tanpa KYC dan akses ke pasar forex, komoditas, saham, dan kripto, melalui antarmuka yang terpadu, potensi keuntungan bagi pelopor gerbrakan ini hampir tak terbatas. Mengingat ambisi Tradecurve untuk mendaftarkan 100.000 trader dalam tiga bulan setelah diluncurkan, dan rencananya untuk memperkenalkan Proof of Reserves, Tradecurve dapat menggantikan Coinbase, dan minat yang meningkat terhadap derivatif terdesentralisasi sangat mendukung teori ini.
Kepemilikan dan Order Beli Bitcoin (BTC) oleh Tether yang Besar
MicroStrategy, perusahaan business intelligence yang terkenal karena akumulasi Bitcoin (BTC)-nya, kini mendapat persaingan dari Tether (USDT). Micheal Saylor, Chairman dari MicroStrategy, terus menambah portofolio MicroStrategy selama pasar bear, yang saat ini memiliki lebih dari 140.000 Bitcoin (BTC).
Namun, Tether (USDT) mengumumkan pendapatan yang sangat besar pada kuartal pertama 2023 karena tingkat suku bunga yang meningkat dengan cepat dan semua obligasi jangka pendek yang dimilikinya. Tether (USDT) menyatakan bahwa keuntungan mereka pada kuartal pertama mencapai $1,48 miliar dan mereka saat ini memiliki 52.000 Bitcoin (BTC).
Tether (USDT) juga mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan hingga 15% dari laba bersihnya untuk secara rutin membeli Bitcoin (BTC). Meskipun saat ini MicroStrategy memiliki keunggulan yang signifikan atas Tether (USDT), jika hasil dari obligasi jangka pendek tetap tinggi, Tether (USDT) bisa melampaui MicroStrategy.
Pembelian besar-besaran dari Tether (USDT) dan MicroStrategy mengindikasikan bahwa Bitcoin (BTC) perlahan-lahan menjadi penyimpan nilai global yang diakui, dan para analis bahkan memprediksi bahwa negara-negara akan segera ikut dalam perlombaan ini.
Tether (USDT) telah memperkenalkan sumber tekanan beli yang berkelanjutan bagi Bitcoin (BTC) yang akan menyebabkan kenaikan harga. Namun, secara lebih luas, ini akan meningkatkan valuasi seluruh pasar kripto dan memungkinkan altcoin, terutama yang memiliki utilitas dan proposisi nilai yang solid seperti Tradecurve, mengalami kenaikan harga yang mengagumkan dalam beberapa bulan mendatang.
Temukan informasi lebih lanjut tentang presale Tradecurve di sini:
Situs web: https://tradecurve.io/
Presale: https://app.tradecurve.io/sign-up
Telegram: https://t.me/tradecurve_official
Twitter: https://twitter.com/Tradecurveapp
