Vitalik Buterin: Tantangan Utama Regulasi Kripto di AS

vivit
vivit July 1, 2024
Updated 2024/07/01 at 1:50 AM

Vitalik Buterin, co-founder Ethereum (ETH), menyuarakan ketidakpuasannya terhadap cara Amerika Serikat menangani regulasi cryptocurrency. Dalam sebuah diskusi terbaru di Warpcast, Buterin mengatakan bahwa sistem regulasi saat ini mendorong penciptaan proyek yang menawarkan janji-janji keuntungan tanpa substansi nyata.

Buterin berpendapat bahwa jika pengembalian dan hak kripto dikategorikan sebagai sekuritas, fokusnya harus beralih ke pengembangan token yang mempertahankan atau meningkatkan nilai ekonomi.

Buterin juga menekankan bahwa pergeseran ini membutuhkan kolaborasi tulus dari regulator dan industri kripto.

Semua ini bermula pada 28 Juni, ketika seorang anggota Yayasan Ethereum bernama Jason memposting di Warpcast, merefleksikan sebuah tweet dari Buterin pada tahun 2022 selama debat tentang regulasi frontend yang diusulkan oleh Sam Bankman-Fried. Dalam tweet tersebut, Buterin mengusulkan beberapa regulasi pada frontend platform keuangan terdesentralisasi (defi) yang bisa membantu mengurangi jumlah oportunis di industri ini dan meningkatkan keamanan.

Usulan tersebut termasuk pembatasan leverage, transparansi tentang audit atau pemeriksaan keamanan lainnya pada kode kontrak, dan penggunaan yang dibatasi oleh tes berbasis pengetahuan daripada aturan minimum kekayaan bersih.

Saat membagikan postingan tersebut, Jason menyatakan bahwa dia masih percaya pada nilai regulasi yang diusulkan oleh Buterin dan mengundang co-founder Ethereum tersebut untuk berbagi pemikirannya saat ini tentang masalah ini.

Jason juga mengusulkan ide popup yang menampilkan rincian tokenomics terkini dari sebuah koin sebelum swap, dengan tautan ke Etherscan yang menunjukkan bagaimana pemegang terbesar memperoleh koin mereka.

Respons Buterin

Menanggapi Jason pada 29 Juni, Buterin menyoroti masalah inti dalam regulasi kripto, terutama di AS. Dia menunjukkan bahwa proyek yang menawarkan janji-janji samar bisa beroperasi dengan bebas, tetapi mereka yang memberikan informasi jelas tentang pengembalian dan hak sering kali diklasifikasikan sebagai sekuritas dan menghadapi regulasi yang lebih ketat. Dia menyebut fenomena ini sebagai “anarko-tirani” yang merugikan ruang kripto.

“Buterin menginginkan lingkungan regulasi di mana penerbitan token tanpa proposisi nilai jangka panjang yang jelas menjadi lebih berisiko. Dalam pandangannya, memberikan pandangan jangka panjang yang transparan dan mematuhi praktik terbaik harus menawarkan keamanan bagi token kripto. Mencapai ini, menurutnya, memerlukan keterlibatan tulus dari regulator dan industri.”

Komentar Buterin datang setelah keputusan hakim AS pada 28 Juni yang menolak klaim oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) bahwa penjualan sekunder token BNB Binance memenuhi syarat sebagai sekuritas. Keputusan ini dipengaruhi oleh kasus SEC vs. Ripple, di mana realitas ekonomi transaksi ditekankan dalam menerapkan Tes Howey.

Hakim memutuskan bahwa penjualan sekunder Binance Coin tidak memenuhi syarat sebagai sekuritas, menandai kemenangan signifikan bagi para pedagang kripto.


Dengan komentar-komentar ini, Buterin mengajak regulator dan industri kripto untuk bekerja sama dalam menciptakan regulasi yang adil dan efektif. Mari kita lihat bagaimana perdebatan ini akan berkembang dan apa dampaknya bagi masa depan kripto.

Share this Article