Bursa kripto Binance telah memperkenalkan Web3 wallet yang memberikan pengguna sarana untuk terlibat dalam lanskap keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Penawaran baru ini, yang kompatibel dengan 30 jaringan blockchain berbeda, diumumkan selama konferensi Binance Blockchain Week yang diselenggarakan di Istanbul.
CEO Binance, Changpeng ‘CZ’ Zhao, menekankan pentingnya Web3 wallet, menggambarkannya sebagai lebih dari sekadar penyimpanan aset digital. Mereka mewakili aspek penting dari kerangka kerja Web3, memberikan individu kekuatan keuangan yang berdaulat sendiri.
Web3 wallet Binance sekarang memasuki arena kompetitif bersama rekan-rekannya seperti MetaMask dan Trust Wallet, yang terakhir diakuisisi oleh Binance pada tahun 2018.
Binance juga memperkenalkan pasar berjangka untuk token asli TrustWallet (TWT), yang mengalami penurunan harga sebesar 7% setelah pengumuman tersebut. Secara mencolok, bursa terpusat lainnya seperti Coinbase dan OKX juga telah mencoba peruntungannya di ranah Web3 wallet.
Untuk mengakses fungsionalitas ini, pengguna dapat membuat wallet melalui aplikasi seluler Binance, yang akan berfungsi sebagai pusat untuk berbagai kegiatan DeFi, termasuk staking, peminjaman, dan pinjaman. Persyaratan bagi pengguna untuk menyelesaikan prosedur kenal-pelanggan (KYC) untuk membuat wallet masih belum pasti.
Mengingat rentan terhadap peretasan dan eksploitasi, Binance bertujuan untuk meningkatkan keamanan melalui multi-party computation (MPC). Pendekatan ini menghilangkan kebutuhan bagi pengguna untuk mengingat frasa benih sementara tetap mempertahankan keunggulan keamanan dan self-custody. Faktanya, dalam MPC, kunci pribadi dibagi menjadi tiga segmen yang disebut key shares, dengan dua segmen ini dikendalikan oleh pemilik wallet.
CZ mengulangi komitmennya untuk memastikan bahwa pengguna sekarang dapat menjelajahi lanskap Web3 dalam lingkungan yang ramah pengguna dan aman.
