Pergerakan arga Bitcoin kembali mencuri perhatian dengan menembus ATH baru di kisaran $111.900. Kenaikan ini tentu memunculkan satu pertanyaan besar di benak investor dan pengamat: Apakah ini puncak harga BTC pada siklus ini, atau masih ada ruang untuk naik?
Untuk menjawabnya, ada sejumlah indikator yang bisa memberi arah pergerakan berikutnya. Dari sekian banyak alat analisis, setidaknya ada empat indikator yang saat ini jadi sorotan karena memberi sinyal kuat bahwa tren bullish BTC masih belum selesai.
1. Rainbow Chart: Tren Bullish Bitcoin Belum Berakhir
Salah satu alat analisis jangka panjang yang populer, Bitcoin Rainbow Chart, menyiratkan bahwa harga BTC belum mencapai puncaknya. Grafik berbasis kurva logaritmik ini menunjukkan zona warna yang menggambarkan siklus dari akumulasi hingga distribusi.
Saat ini, posisi BTC masih berada jauh dibawah zona merah—area yang secara historis menandai fase euforia dan harga puncak. Bahkan dalam versi terbaru dari Bitcoin Rainbow 2023 Chart, harga BTC masih dianggap dalam zona akumulasi.

Artinya, meski mencetak ATH baru, aset ini belum mendekati batas atas siklusnya. Berdasarkan proyeksi Rainbow Chart, puncak harga Bitcoin berpotensi menyentuh $200.000, membuka peluang kenaikan lanjutan dari nilai saat ini.
2. RSI Bulanan: Mulai Jenuh, tapi Belum Ekstrem
Indikator Relative Strength Index (RSI) juga memberikan sinyal penting. Berdasarkan data pada Bitbo, RSI bulanan saat ini berada di level 71. Secara teknikal, angka ini sudah masuk dalam zona overbought—tanda bahwa tekanan beli cukup tinggi dan koreksi bisa saja muncul.
Namun, jika dilihat dari beberapa siklus sebelumnya, Relative Strength Index baru akan menjadi sinyal puncak ketika menyentuh level yang jauh lebih tinggi, biasanya di atas 90.

Dengan kata lain, meskipun mulai jenuh, RSI belum mengindikasikan puncak yang sesungguhnya. Ini memperkuat narasi bahwa tren naik masih punya tenaga untuk lanjut, meskipun dengan potensi koreksi jangka pendek.
3. 200-Week Moving Average Heatmap: Masih Zona ‘Hold’
Heatmap pergerakan harga terhadap rata-rata 200 minggu memberikan sinyal yang lebih menenangkan. Saat ini, BTC masih berada dalam zona biru—area yang secara historis mencerminkan fase undervaluation dan momentum akumulasi.

Mengacu pada beberapa siklus sebelumnya, zona biru dianggap waktu ideal untuk membeli atau hold, bukan untuk mengambil keuntungan. Indikator ini mendukung strategi “hold,” mengisyaratkan bahwa puncak harga Bitcoin belum tercapai.
4. 2-Year MA Multiplier: Puncak Harga Bitcoin Belum Tercapai
Terakhir, indikator 2-Year MA Multiplier—yang memantau harga BTC terhadap dua garis MA kunci—juga menunjukkan bahwa Bitcoin belum menyentuh zona merah, yakni area yang secara historis sering menandai puncak harga.
Saat ini, harga BTC berada di antara garis hijau dan merah. Ini mengisyaratkan bahwa harga belum terlalu panas dan masih punya ruang untuk tumbuh sebelum memasuki wilayah overvalued.

Meskipun belum pasti kapan dan di mana puncak harga Bitcoin, keempat indikator di atas memperlihatkan bahwa pasar belum mencapai euforia maksimal. Dari Rainbow Chart, RSI hingga MA Heatmap, semua menyiratkan bahwa tren bullish belum selesai.
Namun, investor tetap perlu waspada. Pasar kripto terkenal volatil dan penuh kejutan. Kombinasi data teknikal dan manajemen risiko tetap menjadi kunci utama menghadapi fase-fase krusial seperti sekarang.